KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang Pengaruh Karakter Kepribadian Introvert Terhadap Pelaksanaan
Ujian Akhir Semester (UAS). Dan juga penulis berterimakasih kepada Ibu
Nurmahmudah. S. Ud. M. Phil selaku
Dosen mata kuliah Filsafat Ilmu yang telah memberikan tugas kepada saya.
Penulis sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
mata kuliah Filsafat Ilmu. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
penulis berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah dibuat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang disusun ini
dapat berguna bagi kita semua. Sebelumnya penulis memohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.
Kediri, 04 November 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................... 1
DAFTAR
ISI....................................................................................................... 2
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................... 4
A.
Latar Belakang.................................................................................. 4
B.
Rumusan Masalah............................................................................. 5
C.
Tujuan
Penulisan.............................................................................. 5
D.
Metode
Penelitian.............................................................................. 5
1.
Pendekatan Penelitian .................................................................. 5
2.
Jenis Data...................................................................................... 6
3.
Analisa Data.................................................................................. 7
a.
Pengumpulan Data ................................................................. 7
b.
Reduksi Data........................................................................... 7
c.
Penyajian Data........................................................................ 8
d.
Metode Analisa....................................................................... 8
e.
Penarikan Kesimpulan............................................................. 9
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 11
A.
Pengaruh Karakter Kepribadian Introvert Terhadap Pelaksanaan
Ujian Akhir Semester (UAS)
1.
Pengertian Introvert............................................................................11
2. Pengertian
Kepribadian......................................................................11
3. Hasil
Pengumpulan Data....................................................................12
B.
Pemikiran
Tokoh George Berkeley
1.
Pemikiran George Berkeley................................................................. 13
C.
Analisa
Data............................................................................................. 15
BAB
III PENUTUP............................................................................................ 17
A.
Kesimpulan........................................................................................ 17
B.
Kritik
dan Saran .............................................................................. 17
Daftar
Pustaka.................................................................................................... 18
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kepribadian
adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi suatu
kesatuan, tidak terpecah-belah dalam fungsi-fungsi. Memahami kepribadian
berarti memahami aku, diri, self, atau memahami manusia seutuhnya. Hal
terpenting yang harus diketahui berkaitan dengan pemahaman kepribadian adalah;
bahwa pemahaman itu sangat dipengaruhi paradigma yang dipakai sebagai acuan
untuk mengembangkan teori itu sendiri. Para ahli kepribadian tenyata menyakini
paradigma yang berbeda-beda, yang mempengaruhi secara sistemik seluruh pola
pemikirannya tentang kepribadian manusia.[1] Menurut
Dokter Psikologi Carl Jung dari Swiss, terdapat 3 kepribadian didalam
diri manusia, yaitu Introvert, extrovert dan Ambievert. Yang mana
dari masing-masing kepribadian itu bisa menimbulkan dampak positif maupun
negatif. Dari ketiga jenis kepribadian itu penulis akan memfokuskan penelitian
di kepribadian yang Introvert.
Ketika kita
berselancar di dunia internet, banyak artikel-artikel atau tulisan yang menulis
tentang dampak kepribadian intovert terhadap kesehatan, hubungan sosial
dan banyak lagi. Seakan-akan introvert adalah kepribadian yang hanya
memiliki sisi negatif saja atau bahkan tidak memiliki kelebihan sama sekali.
Padahal pada kenyataannya ada banyak sekali kelebihan-kelebihan yang bisa ditemukan dari kepribadian intovert
itu. Positve thinking nya, kita berasumsi banyak orang yang tidak
mengetahui kelebihan-kelebihan dari kepribadian introvert, sehingga
banyak orang yang salah faham terhadap orang yang memiliki kepribadian intovert
tersebut. Dari kesalahfahaman itulah, akhirnya penulis berfikir bahwa masalah
itu sangat menarik untuk dibahas dan diteliti.
Untuk
mendapatkan suatu laporan yang relevan maka
masalah tersebut akan ditinjau dari sudut pandang pendekatan Filsafat Ilmu
dengan menggunakan teori pemikiran George
Berkeley.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan introvert dan kepribadian?
2. Bagaimana
pemikiran George Berkeley?
3. Bagaimana
pengaruh karakter kepribadian introvert terhadap pelaksanaan ujian akhir
semester (UAS)?
C.
Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan introvert dan kepribadian.
2. Untuk
mengetahui pemikiran George Berkeley.
3. Untuk
mengetahui pengaruh karakter kepribadian introvert terhadap pelaksanaan
ujian akhir semester (UAS).
D.
Metode
Penelitian
Metode berasal dari kata methodos yang
artinya jalan atau cara. Secara umum, metode penelitian merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan suatu data dengan tujuan tertentu.[2]
Metode
penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk
menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapat informasi untuk
digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut. Cara dimaksud dilakukan dengan
menggunakan metode ilmiah terdiri dari berbagai tahapan atau langkah-langkah.
Oleh karena itu, metode merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan
untuk menemukan solusi dari suatu masalah.[3]
1. Pendekatan
Penelitian
Pendekatan
penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan kondisi obyek yang alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat deduktif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Kriteria data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah data yang
pasti.[4]
2. Jenis
Data
a. Data
Primer
Data primer
yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh penulis secara langsung dari
sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang
memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus
mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat dilakukan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data primer yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
dengan meninjau secara langsung objek yang berkaitan yang dengan judul, melalui
metode penelitian observasi.
b. Data
Sekunder
Data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada atau menjadi data tambahan. Data sekunder dapat
diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, laporan, jurnal dan lain-lain.
c. Observasi
Matthew dan Ross mendefinisikan observasi sebagai; “observation
is the collection of data through the use of human sesnse. In the some natural
conditions, observation is the act of watching social phenomenon in the real
world and recording events as they happen”.
Dari defenisi tersebut mereka menyatakan bahwa
observasi merupakan metode pengumpulan data melalui indera manusia. Berdasarkan
pernyataan ini, indera manusia menjadi alat utama dalam melakukan observasi.
Tentu saja indera yang terlibat bukan indera penglihata saja, akan tetapi
indera pendengaran, indera penciuman, indera perasa, dan lain sebagainya.[5]
d. Dokumentasi
Dokumentasi
yaitu suatu cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan
menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber informasi khusus dari karangan/ tulisan,
buku, catatan dan lain sebagainya.
3. Analisa
Data
Analisis data kualitatif bersifat
deduktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya
dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan
berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara
berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut
diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Jika diterima maka
hipotesis tersebut dapat dikembangkan lagi.[6]
a. Pengumpulan
Data
Langkah pertama yang ditempuh dalam
pengumpulan data adalah mencari informasi dari kepustakaan mengenai hal-hal
yang ada relevansinya dengan judul tulisan. Disamping pencarian informasi dari
kepustakaan, penulis juga dapat langsung terjun ke lapangan.[7]
Metode pengumpulan data yang digunakan
oleh penulis adalah metode observasi dengan subjek nya teman-teman satu pondok dan
penglaman pribadi penulis.
b. Reduksi
Data
Reduksi data adalah suatu bentuk
analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang dan mengorganisasikan
data dalam satu cara, dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan
diverifikasikan.[8]
c. Penyajian
Data
Penyajian data adalah proses
penyusunan informasi yang kompleks kedalam bentuk sistematis, sehingga menjadi
bentuk yang sederhana dan selektif serta dapat dipahami maknanya. Penyajian
data dimaksudkan untuk menentukan pola yang bermakna, serta memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.[9]
d. Metode
Analisa
Banyak sekali metode analisa yang
dapat digunakan untuk menunjang penelitian. Namun disini penulis tidak memakai
semua metode analisa tersebut, dan hanya akan mengguakan beberapa saja, yaitu:
1.
Metode
Rasionalisme
Metode
ini semua pengetahuan bersumber pada rasio, akal atau budi. Akal menerima bahan
pengetahuan dari indera kemudian diolah menjadi pengetahuan. Tokohnya adalah
Rene Descartes.
2.
Metode Empirisme
Semua
pengetahuan diperoleh melalui indera. Semua pengetahuan yang diperoleh dari
indera diakumulasikan pada diri manusia kemuadian menjadi sebuah pengalaman,
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia adalah berasal dari
pengalaman-pengalaman yang dimiliki. Tokohnya adalah John Locke.[10]
3.
Metode Kritis
Metode
ini bersifat praktis dan dilakukan dalam percakapan sehari-hari. Tidak
menyelidiki fakta-fakta melainkan menganalisis berbagai pendapat dan aturan-aturan
yang dikemukakan orang. Karena setiap orang mempunyai pendapat tertentu. Lalu
berdasarkan beberapa pengetahuan mengenai masalah-masalah khusus memperoleh
kesimpulan pengetahuan yang bersifat umum. Tokohnya adalah Socrates.
4.
Metode Intuisi
Guna
menyelami hakikat segala kenyataan diperlukan intuisi yaitu suatu tenaga
rohani, suatu kecakapan yang dapat melepaskan diri dari akal, kecakapan untuk
menyimpulkan serta meninjau dengan sadar. Intuisi adalah naluri yang telah
diciptakan untuk memikirkan sasaran serta memperluas sasaran itu menurut
kehendak sendiri tanpa batas. Intuisi adalah suatu bentuk pemikiran yang
berbeda dnegan pemikiran akal, sebab pemikiran intuisi bersifat dinamis.
Tokohnya adalah Plotinus.
5.
Metode
Fenomologi
Fenomologi
adalah suatu aliran yang membicarakan tentang segala sesuatu yang menampakan
diri, atau suatu aliran yang membicarakan tentang gejala. Pada prinsipnya
dengan metode ini ingin mencapai “hakikat segala sesuatu”, maksudnya agar
mencapai “pengertian sebenarnya”, atau “hal yang sebenarnya” yang menerobos
semua gejala yang tampak. Usaha untuk mencapai hakikat segala sesuatu adalah
reduksi atau penyaringan. Tokohnya adalah Husserl.
6.
Metode Analitika
Bahasa
Metode
ini dapat dinilai cukup netral sebab sama sekali tidak mengendalikan salah satu
filsafat. Keistimewaannya dalam metode ini ialah semua kesimpulan dan hasilnya
senantiasa didasarkan pada penelitian bahasa yang logis. Tokohnya adalah
Wettgenstein.[11]
e. Penarikan
Kesimpulan
Penarikan Kesimpulan adalah suatu
kegiatan menyimpulkan makna yang muncul dari data yang telah diuji kebenarannya
dan kecocokan. Penarikan kesimpulan merupakan langkah terakhir yang dilakukan
dalam penelitian dan menganalisis data secara terus-menerus baik pada saat
pengumpulan data dan setelah pengumpulan data.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Karakter Kepribadian Introvert
Terhadap pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS)
1. Pengertian Introvert
Introvert
adalah kepribadian yang mengacu pada orang-orang yang pendiam, pemalu dan
berhati-hati.[12]
Intovert
adalah orang yang memiliki ciri-ciri karakter kepribadian yang tidak banyak
berbicara, suka merenung dan cenderung berkomunikasi satu lawan satu, mendapat
energi dengan menyendiri, tertarik pada pengalaman mendalam, menemukan apa yang
mereka pikirkan dan rasakan dengan mengolah informasi secara internal dan pada
umunya mereka berfikir dulu sebelum bertindak.[13]
Dari
pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa introvert adalah salah
satu jenis karakter kepribadian manusia yang
mempunyai ciri-ciri seperti pemalu, pendiam, tidak banyak berbicara dan
lebih senang menyendiri.
2. Pengertian kepribadian
Pengertian
kepribadian menurut para ahli, yaitu:
a.
Koswar, kepribadian
adalah bagaimana individu menampilkan dan menimbulkan kesan bagi individu lain.
b.
Allport,
kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem-sistem psikofisis
di dalam individu yang menentukan penyesuaian yang khas terhadap lingkungannya.
c.
Maramis,
kepribadian adalah keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang
sering digunakan oleh seseorang dalam
usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya.
d.
Freud,
kepribadian adalah suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni id, ego,
dan superego.
e.
Kusumanto
Setyonegoro, kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun
dalam dirinya, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan terhadap segala
rangsang, baik yang datang dari dalam dirinya maupun lingkungannya sehingga
corak dan cara kebiasaannya itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas
untuk manusia itu.
f.
Soeharto
Heerdjan, kepribadian adalah himpunan segala fungsi kejiwaan seseorang sebagai
suatu kesatuan dinamis dengan mengusahakan penyesuaian diri orang tadi terhadap
tuntutann hidup sambil menjaga keseimbangan diri, baik secara fisik (jasmani)
maupun psikis (rohani).
g.
Calvin S. Hall
dan Gardner Lindzey, kepribadian adalah suatu yang memberi tata tetib dan
keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku berbeda-beda yang dilakukan si
individu.[14]
Dari
beberapa pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian adalah
segala kebiasaan manusia yang ada di dalam dirinya, yang mana kebiasaan itu
akan digunakan untuk penyesuaian diri dan berakibat pada pola yang menetap dan
merespon suatu situasi.
3.
Hasil
Pengumpulan Data
Dari
hasil data observasi dan pengalaman yang penulis amati, bahwasanya kepribadian introvert
itu bisa kategorikan menjadi:
a.
Introvert
keseluruhan, yaitu kepribadian introvert yang sudah terlihat sejak
lahir. Yang mana di dalam semua kegiatan kepribadian ini selalu menyendiri dan
tidak banyak berbicara, baik situasi
formal maupun non formal. Introvert keseluruhan biasanya akan terbuka
hanya pada orang tertentu saja. Misalnya keluarga dan teman dekat.
b.
Introvert
tertentu, yaitu kepribadian intovert yang hanya timbul ketika
waktu-waktu tertentu. Introvert tertentu ini biasanya terjadi ketika
situsi yang formal. Contohnya seperti ujian.
Baik orang yang berkepribadian introvert
keseluruhan atau introvert tertentu, ketika ujian akhir semesterr (UAS)
mereka sama-sama bekerja sendiri atau mengerjakan semua soal sendiri tanpa
meminta atau memberi jawaban kepada teman nya yang lain.
B. Pemikiran Tokoh
1.
George
Berkeley
George Berkeley lahir pada tahun 1685 di Kilkenny, Irlandia. Ia
menjadi mahasiswa di Universitas Kilkenny School dan Trinity College, Dublin,
serta dikenal sebagai mahasiswa yang memiliki semangat tinggi dalam belajar.
Berkat semangatnya dalam belajar yang ditopang kecerdasannya yang luar biasa,
walaupun masih berusia muda, ia diangkat menjadi dosen di Trinity College.
Sebagai orang yang taat beragama, pada tahun 1729, ia datang ke Amerika untuk
misi keagamaannya, yaitu mengajarkan agama kristen. Tahun 1731, ia pindah ke Inggris
lalu diangkat sebagai uskup Cloyne. Tahun 1972, ia melanjutkan studi di
Universitas Oxford. Namun, setahun kemudian ia meninggal di Oxford dalam usia
68 tahun.[15]
Meskipun sangat kental dipengaruhi Locke, Berkeley mengkritik
pengandaian-pengandaian dasar Locke. Dia menolak adanya idea-idea abstrak yang
ditarik dari objek-objek konkret. Misalnya, idea lingkaran disimpulkan dari
lingkaran-lingkaran konkret. Menurut Barkeley, kalau yang diacu oleh Locke
sebagai lingkaran bukanlah lingkaran sebagai objek diluar kesadaran kita,
melainkan yang diacu adalah idea lingkaran itu sendiri. Perbedaan pandangan
kedua filsuf ini dapat dijelaskan begini. Locke membedakan antara idea dan
pengalaman. Pengalaman dianggap sebagai sesuatu yang berasal dari objek,
sedangkan idea adalah pengalaman yang dicerna oleh subjek. Berkeley tidak
menyetujui pembedaan itu, dengan pendapat bahwa pengalaman dan idea itu satu
dan sama. Pengalaman yang oleh Locke diartikan sebagai pengalaman indrawi, oleh
Berkeley dipahami sebagai pengalaman batiniah. Dengan cara itu pula, persepsi,
citra, dan idea sama dengan pengalaman.
Berbeda dari Locke, Berkeley tidak percaya akan adanya idea-idea
diluar pikiran kita. Dengan konsep kualitas primer Locke mendukung anggapan
itu. Menurut Berkeley, suatu objek ada berarti objek itu dapat dipersepsi oleh
pikiran kita. Segala pandangan metafisis tentang adanya kenyataan-kenyataan
yang tidak dapat dipersepsi oleh pikiran kita adalah omong kosong. Terkenal
ucapan Berkeley: “Esse est percipi” (being is being perceived). Arti
lebih jauh dari ucapan ini adalah adanya dunia material sama saja dengan
idea-idea kita sendiri. Jadi, sebetulnya dunia material di luar kesadaran itu
substansi material, tidak ada; yang ada adalah idea atau penangkapan persepsi
kita. Karena itu, “being is being perceived” sama dengan “being is
seeming”, atau, “duniaku adalah duniaku.” Adanya sesuatu tak lain dari
kesan-kesan yang teramati subjek. Pandangan berkeley ini sekilas seperti
rasionalisme karena memutlakkan subjek. Jika diperhatikan lebih lagi pandangan
ini termasuk empirisisme, sebab pengetahuan subjek itu diperoleh lewat
pengalaman, bukan prinsip-prinsip dalam rasio, meskipun pengalaman itu adalah
pengalaman batin. Selanjutya, ia menegaskan tentang adanya sesuatu yang sama
dengan pengertiannya dalam diri subjek, Barkeley berpandangan idealistis. Dia
tidak percaya adanya dunia luar, sebaliknya beranggapan bahwa dunia adalah
idea-idea kita.[16]
Berkeley berpendapat bahwa pikiran Allah yang yang menjaga dunia
betul-betul Ia pahami, sementara pikiran kita yang terbatas melihatnya sepintas
lalu. Allah itu tidak berhenti sebagai metafisik gadungan, eksistensi Allah
dibuktikan oleh pandangan metafisik. Bagi Berkeley “semua yang kita lihat, kita
dengar, kita pahami melalui indra adalah sebuah tanda atau efek dari kuasa
Allah.” Berkeley tidak menggunakan Allah untuk menyelamatkannya dari
keberatan-keberatan yang memalukan itu. Malahan sebagai bukti dari eksistensi
Allah baginya didalam setiap aspek dari dunia ini, didalam setiap
persepsi-persepsi kita. Berkeley menempatkan Allah sebagai pusat segala
sesuatu.[17]
C. Analisa Data
Dari berbagai macam teori yang
dikemukakan oleh George Berkeley, penulis akan menggunakan teori George yang
“duniaku adalah duniaku” untuk menganalisis kesenjangan masalah yang penulis
ambil. Teori itu akan menganalisis apa pengaruh karakter kepribadian introvert
terhadap pelaksanaan ujian akhir semester (UAS). Karena selama ini kebanyakan
orang melihat kepribadian introvert sebagai kepribadian yang kurang
baik. Maka disini penulis berusaha untuk menganalis pengaruh positif dari sifat
introvert itu agar orang lain tidak hanya menganggap kepribadian itu
sebagai sesuatu yang buruk saja.
Dari data yang telah ada, ada
beberapa dampak positif yang penulis dapat dari adanya kepribadian introvert
itu, yaitu:
1.
Sifat jujur, karena
kepribadian introvert itu artinya orang itu akan berfikir bahwa ujian
itu adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh masing-masing individu, jadi tidak
boleh bekerjasama. Apalagi ada sebagian dosen yang sangat ketat dalam
pelaksanaan ujian yang mana ketika melirik teman saja sudah ditegur.
2.
Mandiri, orang
yang berkepribadian introvert mempunyai peluang besar memiliki pemikiran
dari teori George yang “duniaku adalah duniaku”, sehingga mereka tidak akan
peduli jika setelah ujian akan dikucilkan oleh teman. Karena mereka pasti sudah
mengetahui kosekuensi apa yang akan mereka dapatkan dari teman-teman mereka
yang tidak menyukai kepribadian mereka yang seperti itu.
Kepribadian intovert adalah
kepribadian yang bisa jadi baik dan bisa juga kurang baik. Tergantung siapa
yang melihat dan bagaimana mereka melihatnya. Tetapi kita sebagai insan
akademis yang telah banyak belajar hendaknya pintar-pintar menilai sebelum menjudge orang lain yang kurang
sependapat atau berbeda dari kita. Dan orang yang berkepribadian introvert
sendiri hendaknya bisa memahami dan memahamkan orang lain ketika bertindak,
contohnya menjelaskan kenapa tidak mau memberikan jawaban ketika ujian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mempunyai
kepribadian introvert bukanlah suatu kesalahan, selagi tidak digunakan
untuk melakukan perbuatan yang tidak baik. Ketika ada orang yang mengatakan
bahwa “orang introvert itu mudah stress” atau tidak mempunyai teman setelah
ujian, maka jangan takut atau sedih. George mengatakan dalam teori nya “duniaku
adalah duniaku”, kenapa harus memikirkan perkataan orang lain. Semua orang
tahu, dunia adalah tempat yang sangat besar dan luas, dihuni berjuta-juta orang
bahkan lebih dari itu. Seratus orang bukanlah jumlah yang banyak
dibandingkan dengan banyaknya penduduk dunia, dan bahkan tak sampai 0.01%. Apalagi
dalam satu kelas dikampus yang satu kelas nya tidak lebih dari 40 orang.
Kepribadian
introvert juga mempunyai banyak kelebihan. Apalagi dalam hal kejujuran,
karena orang yang seperti ini akan cederung mematuhi apa yang dilakukan oleh
orang lain.
B. Kritik dan Saran
Dengan
ditulisnya makalah ini, penulis berharap pembaca dapat memahami dan juga
mengerti tentang pengaruh karakter kepribadian introvert terhadap
pelaksanaan ujian akhir semester (UAS) ditinjau dai pemikiran teori George
Berkeley. Dan penulis juga mengharapkan kritik dan juga saran dari pembaca
tentang makalah ini, agar selanjutnya penulis dapat lebih baik lagi dalam
pembuatan makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. Psikologi kepribadian. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang, 2014.
Bahfein, Leinnovar. Enegram: Mengenal 9 Tipe Kepribadian Manusia
dengan Lebih Asyik. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2005.
Dalman. Menulis Karya Ilmiah.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.
Garvey,
James. 20 Karya Filsafat Besar (Yogyakarta: Kanisius, 2010.
Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almanshur. Filsafat Ilmu Dan
Metode Penelitian. Malang: UIN Maliki Press, 2015.
Hadiman, F.
Budi. Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2011.
Hamdi, Asep Saepul. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish, 2012.
Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observasi, dan Focus Group:
sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Rakesarikin, 1996.
Rahman, Masykur Arif. Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat. Jogjakarta:
IRCiSoD, 2013.
Sugiono. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sunaryo. Psikologi Untuk
Keperawatan. Jakarta: ECG, 2004.
Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana, 2017.
Yusuf, Rina Mardiana dan Daman Syarif. Komitmen Organisasi:
Definis, Dipengaruhi dan Mempengaruh. Makasar: Nas Media Pustaka, 2018.
[1] Alwisol, Psikologi
kepribadian (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2014), 2.
[2]
Asep Saepul
Hamdi, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan (Yogyakarta:
Deepublish, 2012), 3-4.
[3]
M. Djunaidi
Ghony dan Fauzan Almanshur, Filsafat Ilmu Dan Metode Penelitian (Malang:
UIN Maliki Press, 2015), 158.
[5] Haris
Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Group: sebagai Instrumen
Penggalian Data Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 129.
[6] Sugiono, Metode
Penelitian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2011), 333.
[8]
A. Muri Yusuf, Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan (Jakarta:
Kencana, 2017), 408.
[12] Rina Mardiana
Yusuf dan Daman Syarif, Komitmen Organisasi: Definis, Dipengaruhi dan
Mempengaruh (Makasar: Nas Media Pustaka, 2018), 118.
[13] Leinnovar
Bahfein, Enegram: Mengenal 9 Tipe Kepribadian Manusia dengan Lebih Asyik
(Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2005), 158.
[14] Sunaryo, Psikologi
Untuk Keperawatan (Jakarta: ECG, 2004), 102.
[15] Masykur Arif
Rahman, Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat (Jogjakarta: IRCiSoD, 2013), 267.
[16] F. Budi
Hadiman, Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2011), 72-73.
[17] James Garvey, 20
Karya Filsafat Besar (Yogyakarta: Kanisius, 2010), 119-120.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar