Sabtu, 15 Desember 2018

MAKALAH FILSAFAT Pengaruh Karakter Kepribadian Introvert Terhadap Pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS).


KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Pengaruh Karakter Kepribadian Introvert Terhadap Pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS). Dan juga penulis berterimakasih kepada Ibu Nurmahmudah. S. Ud. M. Phil selaku Dosen mata kuliah Filsafat Ilmu yang telah memberikan tugas kepada saya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai mata kuliah Filsafat Ilmu. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah dibuat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang disusun ini dapat berguna bagi kita semua. Sebelumnya penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
           


                                   
Kediri, 04 November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... 1
DAFTAR ISI....................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 4
A.    Latar Belakang.................................................................................. 4
B.     Rumusan Masalah............................................................................. 5
C.    Tujuan Penulisan.............................................................................. 5
D.    Metode Penelitian.............................................................................. 5
1.      Pendekatan Penelitian .................................................................. 5
2.      Jenis Data...................................................................................... 6
3.      Analisa Data.................................................................................. 7
a.       Pengumpulan Data ................................................................. 7
b.      Reduksi Data........................................................................... 7
c.       Penyajian Data........................................................................ 8
d.      Metode Analisa....................................................................... 8
e.       Penarikan Kesimpulan............................................................. 9
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 11
A.    Pengaruh Karakter Kepribadian Introvert Terhadap Pelaksanaan Ujian Akhir Semester  (UAS)
1.      Pengertian Introvert............................................................................11
2.      Pengertian Kepribadian......................................................................11
3.      Hasil Pengumpulan Data....................................................................12
B.     Pemikiran Tokoh George Berkeley
1.      Pemikiran George Berkeley................................................................. 13
C.    Analisa Data............................................................................................. 15
BAB III PENUTUP............................................................................................ 17
A.    Kesimpulan........................................................................................ 17
B.     Kritik dan Saran .............................................................................. 17
Daftar Pustaka.................................................................................................... 18



















BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi suatu kesatuan, tidak terpecah-belah dalam fungsi-fungsi. Memahami kepribadian berarti memahami aku, diri, self, atau memahami manusia seutuhnya. Hal terpenting yang harus diketahui berkaitan dengan pemahaman kepribadian adalah; bahwa pemahaman itu sangat dipengaruhi paradigma yang dipakai sebagai acuan untuk mengembangkan teori itu sendiri. Para ahli kepribadian tenyata menyakini paradigma yang berbeda-beda, yang mempengaruhi secara sistemik seluruh pola pemikirannya tentang kepribadian manusia.[1] Menurut Dokter Psikologi Carl Jung dari Swiss, terdapat 3 kepribadian didalam diri manusia, yaitu Introvert, extrovert dan Ambievert. Yang mana dari masing-masing kepribadian itu bisa menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dari ketiga jenis kepribadian itu penulis akan memfokuskan penelitian di kepribadian yang Introvert.
Ketika kita berselancar di dunia internet, banyak artikel-artikel atau tulisan yang menulis tentang dampak kepribadian intovert terhadap kesehatan, hubungan sosial dan banyak lagi. Seakan-akan introvert adalah kepribadian yang hanya memiliki sisi negatif saja atau bahkan tidak memiliki kelebihan sama sekali. Padahal pada kenyataannya ada banyak sekali kelebihan-kelebihan yang bisa  ditemukan dari kepribadian intovert itu. Positve thinking nya, kita berasumsi banyak orang yang tidak mengetahui kelebihan-kelebihan dari kepribadian introvert, sehingga banyak orang yang salah faham terhadap orang yang memiliki kepribadian intovert tersebut. Dari kesalahfahaman itulah, akhirnya penulis berfikir bahwa masalah itu sangat menarik untuk dibahas dan diteliti.
Untuk mendapatkan suatu laporan yang relevan maka masalah tersebut akan ditinjau dari sudut pandang pendekatan Filsafat Ilmu dengan menggunakan teori pemikiran George Berkeley.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan introvert dan kepribadian?
2.      Bagaimana pemikiran George Berkeley?
3.      Bagaimana pengaruh karakter kepribadian introvert terhadap pelaksanaan ujian akhir semester (UAS)?
C.    Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan introvert dan kepribadian.
2.      Untuk mengetahui pemikiran George Berkeley.
3.      Untuk mengetahui pengaruh karakter kepribadian introvert terhadap pelaksanaan ujian akhir semester (UAS).
D.    Metode Penelitian
Metode  berasal dari kata methodos yang artinya jalan atau cara. Secara umum, metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan suatu data dengan tujuan tertentu.[2]
Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapat informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut. Cara dimaksud dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah terdiri dari berbagai tahapan atau langkah-langkah. Oleh karena itu, metode merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi dari suatu masalah.[3]
1.      Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat deduktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Kriteria data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti.[4]
2.      Jenis Data
a.       Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh penulis secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data primer yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan meninjau secara langsung objek yang berkaitan yang dengan judul, melalui metode penelitian observasi.
b.      Data Sekunder
Data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada atau menjadi data tambahan. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, laporan, jurnal dan lain-lain.
c.       Observasi
Matthew dan Ross mendefinisikan observasi sebagai; “observation is the collection of data through the use of human sesnse. In the some natural conditions, observation is the act of watching social phenomenon in the real world and recording events as they happen”.
Dari defenisi tersebut mereka menyatakan bahwa observasi merupakan metode pengumpulan data melalui indera manusia. Berdasarkan pernyataan ini, indera manusia menjadi alat utama dalam melakukan observasi. Tentu saja indera yang terlibat bukan indera penglihata saja, akan tetapi indera pendengaran, indera penciuman, indera perasa, dan lain sebagainya.[5]
d.      Dokumentasi
Dokumentasi yaitu suatu cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber  informasi khusus dari karangan/ tulisan, buku, catatan dan lain sebagainya.
3.      Analisa Data
Analisis data kualitatif bersifat deduktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Jika diterima maka hipotesis tersebut dapat dikembangkan lagi.[6]
a.       Pengumpulan Data
Langkah pertama yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah mencari informasi dari kepustakaan mengenai hal-hal yang ada relevansinya dengan judul tulisan. Disamping pencarian informasi dari kepustakaan, penulis juga dapat langsung terjun ke lapangan.[7] Metode  pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah metode observasi dengan subjek nya teman-teman satu pondok dan penglaman pribadi penulis.
b.      Reduksi Data
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang dan mengorganisasikan data dalam satu cara, dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.[8]
c.       Penyajian Data
Penyajian data adalah proses penyusunan informasi yang kompleks kedalam bentuk sistematis, sehingga menjadi bentuk yang sederhana dan selektif serta dapat dipahami maknanya. Penyajian data dimaksudkan untuk menentukan pola yang bermakna, serta memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.[9]
d.      Metode Analisa
Banyak sekali metode analisa yang dapat digunakan untuk menunjang penelitian. Namun disini penulis tidak memakai semua metode analisa tersebut, dan hanya akan mengguakan beberapa saja, yaitu:
1.         Metode Rasionalisme
Metode ini semua pengetahuan bersumber pada rasio, akal atau budi. Akal menerima bahan pengetahuan dari indera kemudian diolah menjadi pengetahuan. Tokohnya adalah Rene Descartes.
2.         Metode Empirisme
Semua pengetahuan diperoleh melalui indera. Semua pengetahuan yang diperoleh dari indera diakumulasikan pada diri manusia kemuadian menjadi sebuah pengalaman, pengetahuan yang dimiliki oleh manusia adalah berasal dari pengalaman-pengalaman yang dimiliki. Tokohnya adalah John Locke.[10]
3.         Metode Kritis
Metode ini bersifat praktis dan dilakukan dalam percakapan sehari-hari. Tidak menyelidiki fakta-fakta melainkan menganalisis berbagai pendapat dan aturan-aturan yang dikemukakan orang. Karena setiap orang mempunyai pendapat tertentu. Lalu berdasarkan beberapa pengetahuan mengenai masalah-masalah khusus memperoleh kesimpulan pengetahuan yang bersifat umum. Tokohnya adalah Socrates.
4.         Metode Intuisi
Guna menyelami hakikat segala kenyataan diperlukan intuisi yaitu suatu tenaga rohani, suatu kecakapan yang dapat melepaskan diri dari akal, kecakapan untuk menyimpulkan serta meninjau dengan sadar. Intuisi adalah naluri yang telah diciptakan untuk memikirkan sasaran serta memperluas sasaran itu menurut kehendak sendiri tanpa batas. Intuisi adalah suatu bentuk pemikiran yang berbeda dnegan pemikiran akal, sebab pemikiran intuisi bersifat dinamis. Tokohnya adalah Plotinus.
5.         Metode Fenomologi
Fenomologi adalah suatu aliran yang membicarakan tentang segala sesuatu yang menampakan diri, atau suatu aliran yang membicarakan tentang gejala. Pada prinsipnya dengan metode ini ingin mencapai “hakikat segala sesuatu”, maksudnya agar mencapai “pengertian sebenarnya”, atau “hal yang sebenarnya” yang menerobos semua gejala yang tampak. Usaha untuk mencapai hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan. Tokohnya adalah Husserl.
6.         Metode Analitika Bahasa
Metode ini dapat dinilai cukup netral sebab sama sekali tidak mengendalikan salah satu filsafat. Keistimewaannya dalam metode ini ialah semua kesimpulan dan hasilnya senantiasa didasarkan pada penelitian bahasa yang logis. Tokohnya adalah Wettgenstein.[11]
e.       Penarikan Kesimpulan
Penarikan Kesimpulan adalah suatu kegiatan menyimpulkan makna yang muncul dari data yang telah diuji kebenarannya dan kecocokan. Penarikan kesimpulan merupakan langkah terakhir yang dilakukan dalam penelitian dan menganalisis data secara terus-menerus baik pada saat pengumpulan data dan setelah pengumpulan data.





























BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengaruh Karakter Kepribadian Introvert Terhadap pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS)
1.      Pengertian Introvert
Introvert adalah kepribadian yang mengacu pada orang-orang yang pendiam, pemalu dan berhati-hati.[12]
Intovert adalah orang yang memiliki ciri-ciri karakter kepribadian yang tidak banyak berbicara, suka merenung dan cenderung berkomunikasi satu lawan satu, mendapat energi dengan menyendiri, tertarik pada pengalaman mendalam, menemukan apa yang mereka pikirkan dan rasakan dengan mengolah informasi secara internal dan pada umunya mereka berfikir dulu sebelum bertindak.[13]
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa introvert adalah salah satu jenis karakter kepribadian manusia yang  mempunyai ciri-ciri seperti pemalu, pendiam, tidak banyak berbicara dan lebih senang menyendiri.
2.      Pengertian kepribadian
Pengertian kepribadian menurut para ahli, yaitu:
a.       Koswar, kepribadian adalah bagaimana individu menampilkan dan menimbulkan kesan bagi individu lain.
b.      Allport, kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem-sistem psikofisis di dalam individu yang menentukan penyesuaian yang khas terhadap lingkungannya.
c.       Maramis, kepribadian adalah keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering  digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya.
d.      Freud, kepribadian adalah suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni id, ego, dan superego.
e.       Kusumanto Setyonegoro, kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan terhadap segala rangsang, baik yang datang dari dalam dirinya maupun lingkungannya sehingga corak dan cara kebiasaannya itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu.
f.       Soeharto Heerdjan, kepribadian adalah himpunan segala fungsi kejiwaan seseorang sebagai suatu kesatuan dinamis dengan mengusahakan penyesuaian diri orang tadi terhadap tuntutann hidup sambil menjaga keseimbangan diri, baik secara fisik (jasmani) maupun psikis (rohani).
g.      Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, kepribadian adalah suatu yang memberi tata tetib dan keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku berbeda-beda yang dilakukan si individu.[14]
Dari beberapa pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian adalah segala kebiasaan manusia yang ada di dalam dirinya, yang mana kebiasaan itu akan digunakan untuk penyesuaian diri dan berakibat pada pola yang menetap dan merespon suatu situasi.
3.      Hasil Pengumpulan Data
Dari hasil data observasi dan pengalaman yang penulis amati, bahwasanya kepribadian introvert itu bisa kategorikan menjadi:
a.    Introvert keseluruhan, yaitu kepribadian introvert yang sudah terlihat sejak lahir. Yang mana di dalam semua kegiatan kepribadian ini selalu menyendiri dan tidak banyak berbicara, baik  situasi formal maupun non formal. Introvert keseluruhan biasanya akan terbuka hanya pada orang tertentu saja. Misalnya keluarga dan teman dekat.
b.    Introvert tertentu, yaitu kepribadian intovert yang hanya timbul ketika waktu-waktu tertentu. Introvert tertentu ini biasanya terjadi ketika situsi yang formal. Contohnya seperti ujian.
Baik orang yang berkepribadian introvert keseluruhan atau introvert tertentu, ketika ujian akhir semesterr (UAS) mereka sama-sama bekerja sendiri atau mengerjakan semua soal sendiri tanpa meminta atau memberi jawaban kepada teman nya yang lain.
B.     Pemikiran Tokoh
1.      George Berkeley
George Berkeley lahir pada tahun 1685 di Kilkenny, Irlandia. Ia menjadi mahasiswa di Universitas Kilkenny School dan Trinity College, Dublin, serta dikenal sebagai mahasiswa yang memiliki semangat tinggi dalam belajar. Berkat semangatnya dalam belajar yang ditopang kecerdasannya yang luar biasa, walaupun masih berusia muda, ia diangkat menjadi dosen di Trinity College. Sebagai orang yang taat beragama, pada tahun 1729, ia datang ke Amerika untuk misi keagamaannya, yaitu mengajarkan agama kristen. Tahun 1731, ia pindah ke Inggris lalu diangkat sebagai uskup Cloyne. Tahun 1972, ia melanjutkan studi di Universitas Oxford. Namun, setahun kemudian ia meninggal di Oxford dalam usia 68 tahun.[15]
Meskipun sangat kental dipengaruhi Locke, Berkeley mengkritik pengandaian-pengandaian dasar Locke. Dia menolak adanya idea-idea abstrak yang ditarik dari objek-objek konkret. Misalnya, idea lingkaran disimpulkan dari lingkaran-lingkaran konkret. Menurut Barkeley, kalau yang diacu oleh Locke sebagai lingkaran bukanlah lingkaran sebagai objek diluar kesadaran kita, melainkan yang diacu adalah idea lingkaran itu sendiri. Perbedaan pandangan kedua filsuf ini dapat dijelaskan begini. Locke membedakan antara idea dan pengalaman. Pengalaman dianggap sebagai sesuatu yang berasal dari objek, sedangkan idea adalah pengalaman yang dicerna oleh subjek. Berkeley tidak menyetujui pembedaan itu, dengan pendapat bahwa pengalaman dan idea itu satu dan sama. Pengalaman yang oleh Locke diartikan sebagai pengalaman indrawi, oleh Berkeley dipahami sebagai pengalaman batiniah. Dengan cara itu pula, persepsi, citra, dan idea sama dengan pengalaman.
Berbeda dari Locke, Berkeley tidak percaya akan adanya idea-idea diluar pikiran kita. Dengan konsep kualitas primer Locke mendukung anggapan itu. Menurut Berkeley, suatu objek ada berarti objek itu dapat dipersepsi oleh pikiran kita. Segala pandangan metafisis tentang adanya kenyataan-kenyataan yang tidak dapat dipersepsi oleh pikiran kita adalah omong kosong. Terkenal ucapan Berkeley: “Esse est percipi” (being is being perceived). Arti lebih jauh dari ucapan ini adalah adanya dunia material sama saja dengan idea-idea kita sendiri. Jadi, sebetulnya dunia material di luar kesadaran itu substansi material, tidak ada; yang ada adalah idea atau penangkapan persepsi kita. Karena itu, “being is being perceived” sama dengan “being is seeming”, atau, “duniaku adalah duniaku.” Adanya sesuatu tak lain dari kesan-kesan yang teramati subjek. Pandangan berkeley ini sekilas seperti rasionalisme karena memutlakkan subjek. Jika diperhatikan lebih lagi pandangan ini termasuk empirisisme, sebab pengetahuan subjek itu diperoleh lewat pengalaman, bukan prinsip-prinsip dalam rasio, meskipun pengalaman itu adalah pengalaman batin. Selanjutya, ia menegaskan tentang adanya sesuatu yang sama dengan pengertiannya dalam diri subjek, Barkeley berpandangan idealistis. Dia tidak percaya adanya dunia luar, sebaliknya beranggapan bahwa dunia adalah idea-idea kita.[16]
Berkeley berpendapat bahwa pikiran Allah yang yang menjaga dunia betul-betul Ia pahami, sementara pikiran kita yang terbatas melihatnya sepintas lalu. Allah itu tidak berhenti sebagai metafisik gadungan, eksistensi Allah dibuktikan oleh pandangan metafisik. Bagi Berkeley “semua yang kita lihat, kita dengar, kita pahami melalui indra adalah sebuah tanda atau efek dari kuasa Allah.” Berkeley tidak menggunakan Allah untuk menyelamatkannya dari keberatan-keberatan yang memalukan itu. Malahan sebagai bukti dari eksistensi Allah baginya didalam setiap aspek dari dunia ini, didalam setiap persepsi-persepsi kita. Berkeley menempatkan Allah sebagai pusat segala sesuatu.[17]
C.    Analisa Data
Dari berbagai macam teori yang dikemukakan oleh George Berkeley, penulis akan menggunakan teori George yang “duniaku adalah duniaku” untuk menganalisis kesenjangan masalah yang penulis ambil. Teori itu akan menganalisis apa pengaruh karakter kepribadian introvert terhadap pelaksanaan ujian akhir semester (UAS). Karena selama ini kebanyakan orang melihat kepribadian introvert sebagai kepribadian yang kurang baik. Maka disini penulis berusaha untuk menganalis pengaruh positif dari sifat introvert itu agar orang lain tidak hanya menganggap kepribadian itu sebagai sesuatu yang buruk saja.
Dari data yang telah ada, ada beberapa dampak positif yang penulis dapat dari adanya kepribadian introvert itu, yaitu:
1.      Sifat jujur, karena kepribadian introvert itu artinya orang itu akan berfikir bahwa ujian itu adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh masing-masing individu, jadi tidak boleh bekerjasama. Apalagi ada sebagian dosen yang sangat ketat dalam pelaksanaan ujian yang mana ketika melirik teman saja sudah ditegur.
2.      Mandiri, orang yang berkepribadian introvert mempunyai peluang besar memiliki pemikiran dari teori George yang “duniaku adalah duniaku”, sehingga mereka tidak akan peduli jika setelah ujian akan dikucilkan oleh teman. Karena mereka pasti sudah mengetahui kosekuensi apa yang akan mereka dapatkan dari teman-teman mereka yang tidak menyukai kepribadian mereka yang seperti itu.
Kepribadian intovert adalah kepribadian yang bisa jadi baik dan bisa juga kurang baik. Tergantung siapa yang melihat dan bagaimana mereka melihatnya. Tetapi kita sebagai insan akademis yang telah banyak belajar hendaknya pintar-pintar menilai  sebelum menjudge orang lain yang kurang sependapat atau berbeda dari kita. Dan orang yang berkepribadian introvert sendiri hendaknya bisa memahami dan memahamkan orang lain ketika bertindak, contohnya menjelaskan kenapa tidak mau memberikan jawaban ketika ujian.




















BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Mempunyai kepribadian introvert bukanlah suatu kesalahan, selagi tidak digunakan untuk melakukan perbuatan yang tidak baik. Ketika ada orang yang mengatakan bahwa “orang introvert itu mudah stress” atau tidak mempunyai teman setelah ujian, maka jangan takut atau sedih. George mengatakan dalam teori nya “duniaku adalah duniaku”, kenapa harus memikirkan perkataan orang lain. Semua orang tahu, dunia adalah tempat yang sangat besar dan luas, dihuni berjuta-juta orang bahkan lebih dari itu. Seratus orang bukanlah jumlah yang banyak dibandingkan dengan banyaknya penduduk dunia, dan bahkan tak sampai 0.01%. Apalagi dalam satu kelas dikampus yang satu kelas nya tidak lebih dari 40 orang.
Kepribadian introvert juga mempunyai banyak kelebihan. Apalagi dalam hal kejujuran, karena orang yang seperti ini akan cederung mematuhi apa yang dilakukan oleh orang lain.     
B.       Kritik dan Saran
Dengan ditulisnya makalah ini, penulis berharap pembaca dapat memahami dan juga mengerti tentang pengaruh karakter kepribadian introvert terhadap pelaksanaan ujian akhir semester (UAS) ditinjau dai pemikiran teori George Berkeley. Dan penulis juga mengharapkan kritik dan juga saran dari pembaca tentang makalah ini, agar selanjutnya penulis dapat lebih baik lagi dalam pembuatan makalah.








DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. Psikologi kepribadian. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2014.
Bahfein, Leinnovar. Enegram: Mengenal 9 Tipe Kepribadian Manusia dengan Lebih Asyik. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2005.
Dalman. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.
Garvey, James. 20 Karya Filsafat Besar (Yogyakarta: Kanisius, 2010.
Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almanshur. Filsafat Ilmu Dan Metode Penelitian. Malang: UIN Maliki Press, 2015.
Hadiman, F. Budi. Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011.
Hamdi, Asep Saepul. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish, 2012.
Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observasi, dan Focus Group: sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rakesarikin, 1996.
Rahman, Masykur Arif. Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat. Jogjakarta: IRCiSoD, 2013.
Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sunaryo. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: ECG, 2004.
Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana, 2017.
Yusuf, Rina Mardiana dan Daman Syarif. Komitmen Organisasi: Definis, Dipengaruhi dan Mempengaruh. Makasar: Nas Media Pustaka, 2018.


[1] Alwisol, Psikologi kepribadian (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2014), 2.
[2] Asep Saepul Hamdi, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan (Yogyakarta: Deepublish, 2012), 3-4.
[3] M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Filsafat Ilmu Dan Metode Penelitian (Malang: UIN Maliki Press, 2015), 158.
[4] Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif  (Bandung: Alfabeta, 2014), 1-2.
[5] Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Group: sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 129.
[6] Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2011), 333.
[7] Dalman, Menulis Karya Ilmiah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), 56.
[8] A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan (Jakarta: Kencana, 2017), 408.
[9] Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rakesarikin, 1996), 104.
[10] M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian., 25.
[11] M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Filsafat Ilmu Dan Metode Penelitian., 16-21.

[12] Rina Mardiana Yusuf dan Daman Syarif, Komitmen Organisasi: Definis, Dipengaruhi dan Mempengaruh (Makasar: Nas Media Pustaka, 2018), 118.
[13] Leinnovar Bahfein, Enegram: Mengenal 9 Tipe Kepribadian Manusia dengan Lebih Asyik (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2005), 158.
[14] Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan (Jakarta: ECG, 2004), 102.
[15] Masykur Arif Rahman, Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat (Jogjakarta: IRCiSoD, 2013), 267.
[16] F. Budi Hadiman, Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011), 72-73.
[17] James Garvey, 20 Karya Filsafat Besar (Yogyakarta: Kanisius, 2010), 119-120.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SIKAP PENTING SEORANG WIRAUSAHAWAN DAN KEPRIBADIAN YANG HARUS DIMILIKI SEORANG WIRAUSAHAWAN

A.     Sikap Penting Seorang Wirausahawan a)       Pekerja Keras dan Cerdas : dalam menjalankan suatu usaha memerlukan banyak energi dan d...